[Verse 1]
Masa depan yang seakan runtuh
Karena luka dari masa lalu yang kuhadapi
Jika aku tak akan pernah dihargai
Aku tak akan bisa bertahan lebih lama lagi

[Interlude]
Angkat kepalamu menghadap tembok

[Pre-Chorus]
Terjebak dalam delusi sia-sia, aku terhenti
Jika ingin menggerakkan waktu, sekaranglah saatnya

[Interlude]
Bahkan kesulitan bisa menjadi berguna
Jika kau bisa menemukan nilainya
Tak peduli seberapa kejam kenyataan itu
Terimalah dan temukan jalan keluarnya

[Chorus]
Tinggalkan segalanya
Menariknya seolah aku telah kehilangan akal
Di balik tebing yang menjulang tinggi
Jika kau mendambakan puncaknya

[Post-Chorus]
Seakan ditarik oleh gravitasi
Aku menyerahkan diri pada takdir
Tubuh yang pеnuh luka dan kelelahan ini
Akan aku persеmbahkan
[Verse 2]
Meratapi kehancuran saat ini
Aku merasa kehilangan arah tujuan
Jika aku tak ingin menyesalinya
Aku tak boleh tenggelam dalam gravitasi

[Interlude]
Dengan merangkai lagu
Aku menjaga kesadaranku tetap terhubung
Merasakan keagungan dalam kekacauan
Hampir saja aku kehilangan suaraku

[Chorus]
Sebagai takdir yang telah diberikan padaku
Aku merangkul tekad untuk menuntaskannya
Rasa sakit yang aku berikan pada diriku sendiri
Akan kupijak dengan kuat dan terus melangkah maju

[Post-Chorus]
Apa yang harus kuhadapi
Terletak di antara tekad dan keraguan
Untuk menghadapi diri sendiri yang bimbang
Itulah kekuatan sejati

[Bridge]
Belah badai
Hapuskan awan gelap
Angkat nasibku
(Angkat kepalamu menghadap tembok)
[Pre-Chorus]
Terjebak dalam delusi sia-sia, aku terhenti
Jika ingin menggerakkan waktu, sekaranglah saatnya
(Satu-satunya puncak sejati milikku sendiri)

[Chorus]
Tinggalkan segalanya
Menariknya seolah aku telah kehilangan akal
Di balik tebing yang menjulang tinggi
Jika kau mendambakan puncaknya

[Post-Chorus]
Seakan ditarik oleh gravitasi
Aku menyerahkan diri pada takdir
Tubuh yang penuh luka dan kelelahan ini
Akan aku persembahkan

[Outro]
Ambil satu langkah dan teruslah maju
Jangan mundur, jangan menoleh ke belakang
Ambil satu langkah dan teruslah maju
Jangan mundur, jangan menoleh ke belakang